Kamis, 19 Februari 2015

Proses Sublimasi pada Sulfur



BAB 1
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Belerang merupakan elemen penting bagi semua kehidupan, dan secara luas digunakan dalam proses biokimia. Dalam reaksi metabolik, senyawa sulfur berfungsi sebagai bahan bakar baik dan pernafasan (oksigen-menggantikan) bahan untuk organisme sederhana. Sulfur dalam bentuk organik hadir di biotin vitamin dan tiamin, yang terakhir yang bernama untuk kata Yunani untuk belerang. Belerang merupakan bagian penting dari banyak enzim dan juga dalam molekul antioksidan seperti glutathione dan thioredoxin. Belerang organik terikat adalah komponen dari semua protein, sebagai asam amino sistein dan metionin. Ikatan disulfida sebagian besar bertanggung jawab untuk kekuatan mekanik dan terpecahkannya keratin protein, yang ditemukan di kulit terluarnya, rambut, dan bulu.
Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni dan sulfida dan mineral sulfat. Kristal elemen sulfur biasanya dicari oleh kolektor mineral untuk bentuk cerah mereka polyhedron berwarna. Menjadi berlimpah dalam bentuk asli, belerang dikenal di zaman dahulu, disebutkan untuk penggunaan di Yunani kuno, Cina dan Mesir. Asap belerang digunakan sebagai fumigants, dan belerang yang mengandung campuran obat yang digunakan sebagai balsem dan antiparasitics. Sulfur dirujuk dalam Alkitab sebagai belerang dalam bahasa Inggris, dengan nama ini masih digunakan dalam istilah non-ilmiah beberapa. Belerang dianggap cukup penting untuk menerima simbol sendiri alkemis nya.. Hal itu diperlukan untuk membuat kualitas terbaik dari mesiu hitam, dan bubuk kuning cerah itu dihipotesiskan oleh para alkimiawan yang mengandung beberapa sifat emas, yang mereka berusaha untuk mensintesis dari itu. Pada 1777, Antoine Lavoisier membantu meyakinkan masyarakat ilmiah bahwa belerang unsur dasar, bukan senyawa.
Elemen sulfur pernah diekstraksi dari kubah garam mana kadang-kadang terjadi dalam bentuk hampir murni, tetapi metode ini telah usang sejak akhir abad 20. Hari ini, hampir semua elemen sulfur diproduksi sebagai produk sampingan dari menghilangkan kontaminan yang mengandung sulfur dari gas alam dan minyak bumi. Menggunakan komersial elemen terutama dalam pupuk, karena kebutuhan relatif tinggi tanaman untuk itu, dan dalam pembuatan asam sulfat, bahan kimia industri primer. Terkenal lainnya menggunakan untuk elemen dalam pertandingan, insektisida dan fungisida. Banyak senyawa sulfur odiferous, dan bau gas alam odorized, aroma sigung, jeruk, dan bawang putih adalah karena senyawa belerang. Hidrogen sulfida yang dihasilkan oleh organisme hidup menanamkan bau busuk karakteristik untuk telur dan proses biologis lainnya dan elemen berkontribusi terhadap bau menyengat mereka ketika dibakar.


2.      Tujuan
a.       Maksud dan Tujuan penulis membuat makalah ini yaitu agar penulis dan pembaca mengetahui tentang Proses pembuatan Sulfur.
b.      Agar penulis dan pembaca tahu bagaimana proses pengambilan Sulfur di alam dengan menggunakan Proses Frasch

 




BAB 2
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer, kloroform,  iod, dsb.
Proses sublimasi sangat mirip dengan proses distilasi. Istilah distilasi digunakan untuk perubahan dari cairan menjadi uap setelah mengalami pendinginan berubah menjadi cairan atau padatan.Sedangkan sublimasi adalah proses dari perubahan bentuk padatan langsung menjadi uap tanpa melalui bentuk cair dan setelah mengalami pendinginan langsung terkondensasi menjadi padatan kembali.

2.      PENGERTIAN SULFUR
 Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam bentuk senyawa asam amino unit kecil dari protein.
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfur anorganik, sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk diperairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfide dalam bentuk hydrogen sulfide (H2S) kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrop seperti Thiobacillus.
2.1.            DAUR SULFUR
Siklus sulfur atau daur belerang adalah perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur dioksida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur di alam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah ditemukan dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida, dan dalam tubuh organisme sebagai penyusun protein.
2.2.             SIFAT FISIKA
o    Bentuk: Padat
o    Penampilan: kuning
o    Bau: seperti  telur busuk
o    pH: Tidak tersedia
o    Tekanan Uap: Tidak tersedia.
o    Densitas Uap: Tidak tersedia.
o    Tingkat Penguapan: Tidak tersedia.
o    Viskositas: Tidak tersedia.
o    Titik didih: 445 oC
o    Pembekuan / Melting Point: 113 oC
o    Titik Nyala: 405 oF (207,22 oC)
o    Suhu penguraian: Tidak dipakai.

2.3.            SIFAT KIMIA
o    Struktur Kristal = orthorhombic
o    Formula Molekul: S
o    Specific Gravity / Kepadatan: 2.07
o    Berat Molekul: 32,06 gr/mol
o    NFPA Rating: (perkiraan) Kesehatan: 2; Mudah terbakar: 1; Reaktivitas: 0
o    Batas ledakan, Lower: 3,3%             Atas: 46,0%
o    Energi ionisasi = Pertama 999.6 kJ/mol,
kedua:2252 kJ/mol,
ketiga :3357 kJ/mol
o    Elektronegativitas atom belerang = 2.58 (skala pauling)
o    jari-jari atomnya = 100 pm
o    Bilangan oksidasi = -1, ±2, 4, 6 (oksida asam kuat)
o    Jari-jari kovalen = 102 pm
o    Jari-jari vander waals = 180 pm
o    Kelarutan: larut dalam air

2.4.            Sumber
Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan hasil kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga hasil kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga bagian lagi berasal dari sumber-sumber alam seperti vulkano dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida.
Masalah yang ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah dalam hal distribusinya yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu. Sedangkan pencemaran yang berasal dari sumber alam biasanya lebih tersebar merata. Tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbernya merupakan sumber pencemaran SOx, misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan sebagainya Sumber SOx yang kedua adalah dari proses-proses industri seperti pemurnian petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja dan sebagainya. Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar yang menghasilkan SOx. Hal ini disebabkan adanya elemen penting alami dalam bentuk garam sulfida misalnya tembaga ( CuFeS2 dan Cu2S ), zink (ZnS), Merkuri (HgS) dan Timbal (PbS). Kebanyakan senyawa logam sulfida dipekatkan dan dipanggang di udara untuk mengubah sulfida menjadi oksida yang mudah tereduksi. Selain itu sulfur merupakan kontaminan yang tidak dikehandaki didalam logam dan biasanya lebih mudah untuk menghasilkan sulfur dari logam kasar dari pada menghasilkannya dari produk logam akhirnya. Oleh karena itu SO2 secara rutin diproduksi sebagai produk samping dalam industri logam dan sebagian akan terdapat di udara.

2.5.            CARA PEMBUATAN SULFUR
1.            Metode Proses Frasch.
Cadangan bawah tanah belerang biasanya terdapat pada kedalaman antara 150-750 m dan tebalnya kira-kira 30 m. Pipa berdiameter 20 cm dimasukkan hingga ke dasar endapan belerang. Pipa lain yang lebih kecil, berdiameter 10 cm dan lebih pendek dimasukkan dalam pipa pertama. Pipa terakhir, bediameter 2,5 cm dimasukkan ke dalam pipa kedua. Pipa terakhir mempunyai panjang setengah dari pipa pertama (lihat gambar di bawah ini).Mula-mula air bersuhu 165oC dialirkan ke bawah melalui pipa pertama. Air panas ini akan melelehkan belerang di sekitarnya dan mendorong cairan belerang naik melalui pipa. Air bertekanan tinggi dipompa melalui pipa yang paling kecil, menghasilkan buih bermassa jenis kecil yang akan naik ke permukaan tanah melewati pipa berukuran sedang. Buih ini mengandung belerang, udara, dan air. Di permukaan tanah, campuran ini didinginkan dan menghasilkan kristal belerang berwarna kuning dari cairannya yang berwarna ungu. Kristal belerang dihancurkan dengan dinamit menjadi pecahan yang berukuran lebih kecil sehingga mudah diangkut ke tempat lain.


Keterangan :
1.  Sulfur bearing rock = batuan yang mengandung belerang
2.  Liquid Sulfur = sulfur cair
3.  Superheated water = air super panas
4.  Compressed air = tekanan udara tinggi
 

 
Gambar Proses Frasch


1.               Proses Claus.
Pada proses Claus, mula-mula gas alam dialirkan dalam etanol amin, HOCH2CH2NH2 dan terjadi reaksi:

HOCH2CH2NH2(l) + H2S(g) HOCH2CH2NH3+ + HS-

Setelah dipisahkan, campuran kemudian dipanaskan sehingga H2S dilepaskan sebagai gas. Gas ini kemudian dicampur dengan gas oksigen untuk membakar sepertiga H2S menjadi gas SO2 dan air. Gas SO2 bereaksi dengan H2S sisa membentuk belerang dan air.
2H2S + 3O2→ 2SO2 + 2H2O4H2S + 2SO2 → 6S + 4H2O

2.1.            Kegunaan dalam kehidupan sehari-hari

Belerang merupakan unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam 2 asam amino. Penggunaan komersialnya terutama dalam pupuk juga dalam bubuk mesiu, korek api, proses vulkanisasi karet alam dan fungisida. Belerang juga cepat menghilangkan bau.

2.2.            Dampak pisitif dan negatif penggunaan belerang dalam kehidupan sehari-hari
-            Dampak  positif
Belerang dapat digunakan untuk industry kertas sulfit, pupuk, fungisida, mengsterilkan alat pengasap, dan untuk memutihkan buah kering dan, merupakan insulator yang baik.
-            Dampak negatif
Belerang juga memiliki dampak negatif yaitu pencemaran udara dan merusak atmosfer.


BAB 3
KESIMPULAN



Belerang atau sulfur adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-mineral sulfide dan sulfate. Sulfur terdapat dalam bentuk sulfur anorganik, sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk diperairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
Sulfur dapat diproses dari alam mengguanakan Proses Frasch, yaitu denagn mengalirkan pipa ke dalam tanah yang menagndung sulfur, kemudian dialirkan tekanan dan uapo panas sehingga sulfur tersebut meancapai titik didihnya dan menguap. Ketika telah sampai ke permukaan tanah campuran sulfur-air-udara yang ada segera dipompakan  ke dalam tanki besar yang merupakan tempat pendinginan, dan cairan kristal sulfur yang berwarna ungu akan berubah menjadi padatan sulfur kuning.
Kemudian dilakukan pemisahan dinding penopang padatan tersebut (tangki) dan dengan menggunakan dinamit sulfur dibelah/dipecahkan sehingga dapat diangkut dengan kendaraan. Oleh karena sulfur tidak larut dalam air, maka sulfur yang diperoleh dengan metode ini mencapai kemurnian 99.6%.
Belerang dapat digunakan dalam industri kimia yaitu untuk pembuatan asam sulfat (H2SO4) yang diperlukan untuk pembuatan pupuk, penghalusan minyka bahan-bahan kimia berat dan keperluan lain  untuk metalurgi.
Disamping belerang dimanfaatkan dalam industri cat, industri karet, industri tekstil, industri korek api, bahan peledak, industri ban, pabrik kertas, industri gula yang digunakan dalam proses sulfinasi , industri rayon, film celulosa, ebonit, cairan sulfida, bahan pengawet kayu
 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar